Sunday, May 20, 2012

Lemper dan Lo Mai Gai


JakartaCakes.com

Adalah lemper, salah satu jajanan tradisional di Jawa, yang tiba-tiba menarik minatku beberapa hari ini. Ya, jajanan terbuat dari beras ketan, berisi lauk-pauk, dan dibungkus daun pisang.

Kapan lemper diciptakan dan siapa penciptanya sulit untuk dirunut. Yang jelas keberadaannya sudah muncul dalam Serat Centhini yang dituliskan pada tahun 1814 Masehi. Lemper juga digunakan dalam berbagai ritual di Jawa, seperti ritual Rabu Wekasan di daerah Plered, Bantul, Yogyakarta.

Tapi seperti banyak makanan tradisional di Indonesia lainnya, aku berpendapat bahwa lemper pun nggak luput dari pengaruh budaya lain. Salah satu buktinya adalah kemiripan lemper ini dengan makanan bakcang yang berisi daging babi.


Nah, kebetulan beberapa hari yang lalu, aku datang ke restoran Cina yang menyajikan dimsum dan semacamnya. Di antara berbagai pilihan menu yang ada, salah satunya adalah Lo Mai Gai (atau kalau yang tertulis di buku menu: Lo Mai Kay).

www.thechinesecookbook.com

Sekilas membaca deskripsinya, pikiranku langsung menuju pada lemper. Di situ dituliskan bahwa makanan ini merupakan ketan dengan isi ayam yang dibungkus daun teratai. Mirip lemper, kan?

Anyway, menurut wikipedia, Lo Mai Gai adalah makanan yang berasal dari Cina selatan. Isi dari Lo Mai Gai sendiri nggak cuma ayam, tapi juga jamur, sosis Cina, hingga udang kering. Perbedaan lainnya adalah pembungkusnya. Meski disebutkan bahwa Lo Mai Gai menggunakan daun teratai kering, daun-daun pengganti juga kerap digunakan, seperti di Amerika Utara kerap digunakan daun pisang, daun lili, atau daun anggur. Bahkan di Cina sendiri, daun bambu juga kadang digunakan.

Selain itu, menurut cara pembuatannya, setelah dibungkus daun teratai, Lo Mai Gai masih harus dikukus hingga matang seutuhnya. Ini berbeda dengan lemper yang dibungkus ketika telah matang.

Meski di sana-sini terdapat perbedaan, namun tampak pula persamaan-persamaan yang cukup mencolok. Mungkin bisa dirunut pula hubungan antara Lo Mai Gai dan bakcang itu sendiri, baru kemudian hubungannya dengan lemper.

Isi lemper yang beraneka-ragam dari ayam hingga abon pun menurutku merupakan perubahan yang menyesuaikan jaman - demi inovasi dan kepraktisan. Wajarlah jika isi yang merupakan lauk dari ketan tersebut disesuaikan dengan selera pasar.

Jadi, tentang lemper dan Lo Mai Gai ini, kalau menurutmu bagaimana? Terlalu mengada-ada?

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...